Manusia Sebagai Mahluk Sosial
(Ilmu Sosial Dasar- Universitas Gunadarma)
Kata
'Makhluk Sosial' mungkin sudahlah tidak asing di telinga kita. Pada saat proses
kelahiran kita pun, tak lepas dari kalimat ini. Ialah dimana saat kita
dilahirkan oleh ibu kita, dan pada saat itulah kita membutuhkan sosok seorang
ibu untuk memperkenalkan dunia baru tersebut kepada kita.
Setelah
lahirnya sang anak ke dunia, orang tua lah (ibu) yang senantiasa berperan dalam
proses pengenalan dunia barunya. Oleh karena itu, manusia saling
membutuhkan sesamanya.Secara garis besar diatas adalah merupakan suatu contoh
perwujudan kita sebagai makhluk sosial.
Dan
pengertian makhluk sosial adalah dalam kehidupan di
dunia, setiap makhluk hidup memerlukan interaksi dan komunikasi satu sama lain,
khususnya bagi umat manusia. Interaksi dan komunikasi ini sangat diperlukan
karena manusia ditakdirkan menjadi makhluk sosial yang tak pernah lepas dari
bantuan orang lain. Oleh karena manusia hidup sebagai mahkluk sosial itulah, disadari
maupun tidak, manusia cenderung hidup berkelompok dengan tujuan yang sama,
yakni untuk meningkatkan kesejahteraan dan kehidupan mereka masing-masing.
Dalam
tujuannya meningkatkan taraf kesejahteraan dan kehidupan manusia, mereka
cenderung hidup berkelompok yakni misalnya untuk mewujudkan kebutuhan
sosialnya, terciptanya keamanan, ketertiban, keadilan, kenyamanan, kerjasama
dan lain sebagainya. Dalam kehidupan berkelompok pula, manusia relatif tidak
berorganisasi namun semua itu terjadi secara spontan untuk hidup berkelompok
Tidak mungkinlah
manusia mampu hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Dalam contoh lain, saat
kita telah tiada di dunia (meninggal), kitapun tentu saja membutuhkan bantuan
orang lain untuk menguburkan jenazah kita.
A.
Dasar
– dasar Struktur Sosial
Pada dasarnya, struktur sosial memiliki empat komponen atau elemen
dasar, yaitu :
Status Sosial
Masyarakat terdiri dari individu-individu di mana
antara satu dengan yang lainnya saling berhubungan secara timbal balik dalam
rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Dalam melakukan hubungan timbal balik
itu, status atau kedudukan seseorang memegang peranan yang sangat penting
sehubungan dengan tindakan yang harus dilakukannya. Status sosial adalah tempat
seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang-orang lain,
dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya, serta hak dan
kewajiban-kewajibannya. Selain itu dapat juga diartikan sebagai tempat
seseorang dalam suatu pola tertentu. Menurut Talcott Parsons, ada lima kriteria
untuk menentukan status sosial seseorang dalam masyarakat, yaitu kelahiran,
mutu pribadi, prestasi, pemilikan atau kekayaan, dan otoritas atau kekuasaan.
Kelahiran menentukan status sosial seseorang
dalam masyarakat. Orang yang dilahirkan dalam keluarga kaya seperti pengusaha
atau bangsawan, maka secara otomatis akan menempati status yang tinggi dalam
masyarakat. Sebaliknya, orang yang dilahirkan dalam keluarga tidak mampu atau
miskin, maka akan menempati status yang rendah.
Mutu pribadi berhubungan dengan kualitas yang
dimiliki oleh seseorang. Pada hakikatnya hal itu berkaitan atau disesuaikan
dengan norma-norma atau kebiasaankebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Orang
akan menduduki status sosial yang tinggi apabila memiliki kriteria di antaranya
adalah jujur, cerdas, pandai, bijaksana, rendah hati, taat pada perintah agama,
dan lainlain. Sedangkan orang yang menempati status social rendah adalah
orang-orang yang memiliki kriteria, di antaranya suka berbohong, suka mencuri,
sering atau pernah melakukan tindak kejahatan, dan lain-lain.
3) Prestasi
Orang yang bisa mencapai atau memeroleh sesuatu
yang paling baik yang diharapkan oleh banyak orang setelah melakukan
usaha-usaha tertentu biasanya disebut orang yang berprestasi. Misalnya seorang
siswa yang berhasil mencapai juara umum di sekolahnya. Prestasi yang dimiliki
oleh seseorang menentukan kedudukan atau statusnya di masyarakat. Orang yang
berprestasi baik akan menempatkan seseorang pada kedudukan atau status yang
tinggi, sedangkan orang yang tidak berprestasi akan menduduki status yang
rendah dalam masyarakat.
4) Pemilikan atau Kekayaan
Pemilikan atau kekayaan menunjukkan banyaknya
materi yang dimiliki oleh seseorang. Orang yang memiliki cukup banyak materi
atau disebut sebagai orang
kaya akan menduduki status yang tinggi dalam
masyarakat. Sebaliknya orang yang hanya sedikit memiliki kekayaan materi bahkan
tidak memiliki sedikitpun akan menempati status yang rendah, bahkan
keberadaanya tidak diakui dalam masyarakat.
5) Otoritas atau Kekuasaan
Kekuasaan seseorang dalam suatu masyarakat
berhubungan dengan besarnya pengaruh orang tersebut terhadap orang-orang yang
ada di sekitarnya. Orang yang memiliki kekuasaan umumnya akan disegani,
dihormati, serta apa yang dikatakan atau dilakukannya cenderung diikut oleh
orang lain. Dalam masyarakat, orang yang mempunyai kekuasaan, seperti kepala
desa menempati kedudukan atau status yang tinggi, sedangkan orang yang tidak
mempunyai kekuasaan, seperti buruh tani akan menempati status atau kedudukan
yang rendah.
Peranan Sosial
Setiap anggota masyarakat memiliki peranan
masing-masing sesuai status atau kedudukan sosialnya di masyarakat. Peranan
menunjukkan hak dan kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan oleh seseorang
sehubungan dengan status yang dimilikinya. Apabila seseorang telah melakukan
hak dan kewajiban sesuai dengan statusnya di masyarakat, maka dapat dikatakan
bahwa orang tersebut telah menjalankan suatu peranan. Sebagaimana halnya dalam
status sosial, setiap orang juga mempunyai bermacam-macam peranan yang berasal
dari pola-pola pergaulan hidupnya. Mengingat peranan berasal dari pola
pergaulan hidupnya di masyarakat, maka peranan menentukan apa yang akan
diperbuatnya dan kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat yang ada di
sekitarnya terhadap dirinya. Dengan demikian peranan mempunyai fungsi yang
sangat penting karena mengatur perilaku seseorang dalam masyarakat yang
didasarkan pada norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Kelompok
Kelompok adalah sejumlah orang atau individu yang
memiliki norma-norma, nilai-nilai dan harapan yang sama, serta secara sadar dan
teratur saling berinteraksi. Kelompok memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah
struktur sosial kemasyarakatan karena sebagian besar interaksi social
berlangsung dalam kelompok dan dipengaruhi juga oleh unsur-unsur yang melekat
dan dimiliki oleh kelompok di mana interaksi sosial ini berlangsung.Sementara
itu, Anis da Rato mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kelompok adalah
sejumlah orang, di mana satu sama lain terjalin hubungan, dan jalinan tersebut
membentuk suatu struktur. Misalnya kelompok pengajian, karang taruna, dan
berbagai perkumpulan yang ada di masyarakat.
a.
Institusi
Aspek yang paling mendasar dalam sebuah struktur
social adalah institusi. Institusi merupakan pola terorganisir dari kepercayaan
dan tindakan yang dipusatkan pada kebutuhan dasar sosial. Tujuan dibentuknya
institusi adalah untuk memenuhi suatu kebutuhan tertentu dalam masyarakat.
Misalnya dibentuknya institusi pendidikan (sekolah) untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan pendidikan, dibentuknya rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan perawatan kesehatan, dan lain-lain melalui insitusi ini dapat
dilihat adanya struktur dalam masyarakat.
B.
Tujuan
Manusia Bersosialisasi dengan Manusia Lain
Tujuan sosialisasi
secara esensial (secara pokok) adalah untuk dapat mengantarkan manusia pada
kebutuhan dan tuntutan untuk dapat terus bertahan hidup di bidang fisik maupun
sosial budaya (Stephan & Stephan, 1990).
Dalam konteks fisik, proses sosialisasi harus dapat
membekali manusia dengan kemampuan-kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
biologis dasar yang diperlukan untuk terus hidup dalam lingkungan fisik
mereka.
Dalam konteks sosial budaya, proses sosialisasi
harus dapat membantu manusia dengan pemahaman tentang sistem norma dan peran
yang dikembangkan dalam masyarakat.
Adapun tujuan pokok dari pada sosialisasi (buku sari
sosiologi) adalah :
- Memberi ketrampilan yang dibutuhkan seseorang dalam kehidupan ditengah-tengah masyarakat.
- Mengembangkan kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif.
- Membantu seseorang mengendalikan fungsi-fungsi organik melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
- Menanamkan kepada seseorang nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.
C.
Karakteristik
Manusia Sebagai Mahluk Sosial
Telah berabad-abad
konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang menitik beratkan pada
pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu. Dimana memiliki unsur-unsur
keharusan biologis, yang terdiri dari:
1. Dorongan untuk makan
2. Dorongan untuk mempertahankan diri
3. Dorongan untuk melangsungkan jenis
Dari tahapan diatas
menggambarkan bagaimana individu dalam perkembangannya sebagai seorang makhluk
sosial dimana antar individu merupakan satu komponen yang saling ketergantungan
dan membutuhkan. Sehingga komunikasi antar masyarakat ditentukan oleh peran
oleh manusia sebagai makhluk sosial.
Dalam perkembangannya
manusia juga mempunyai kecenderungan sosial untuk meniru dalam arti membentuk
diri dengan melihat kehidupan masyarakat yang terdiri dari :
1. Penerimaan
bentuk-bentuk kebudayaan, dimana manusia menerima bentuk-bentuk pembaharuan
yang berasal dari luar sehingga dalam diri manusia terbentuk sebuah
pengetahuan.
2. Penghematan tenaga
dimana ini adalah merupakan tindakan meniru untuk tidak terlalu menggunakan
banyak tenaga dari manusia sehingga kinerja mnausia dalam masyarakat bisa
berjalan secara efektif dan efisien.
Pada umumnya hasrat
meniru itu kita lihat paling jelas di dalam ikatan kelompok tetapi juga terjadi
didalam kehidupan masyarakat secara luas. Dari gambaran diatas jelas bagaimana
manusia itu sendiri membutuhkan sebuah interaksi atau komunikasi untuk
membentuk dirinya sendiri malalui proses meniru. Sehingga secara jelas bahwa
manusia itu sendiri punya konsep sebagai makhluk sosial.
Yang menjadi ciri
manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi
sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah
dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya.
Ciri-ciri Manusia Sebagai Mahkluk Sosial:
- Suka bergaul
- Suka bekerja sama
- Hidup berkelompok
- Memiliki kepedulian terhadap orang lain
- Tidak bisa hidup sendiri
Ciri- ciri Manusia Sebagai Mahkluk Sosial yang
Bermoral:
·
Manusia memiliki toleransi dan
kepedulian terhadap orang lain ketika bersosialisasi.
Contoh
perilaku manusia sebagai mahkluk sosial yang bermoral:
- Bergotong-royong membersihkan desa.
- Mengunjungi orang sakit
Secara garis besar faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :
- Tekanan emosional
- Harga diri yang rendah.
Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi
manusia yang direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk
berhubungan dengan orang lain karena kondisi tersebut dimana orang yang
direndahkan membutuhkan kasih sayang orang lain atau dukungan moral untuk
membentuk kondisi seperti semula.
- Isolasi sosial.
Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi
dengan orang yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang
harmonis Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya.
Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri.
Sebagai makhluk sosial karena manusia menjalankan
peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan
perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui
medium kehidupan sosial.
Manisfestasi
manusia sebagai makhluk sosial, nampak pada kenyataan bahwa tidak pernah ada
manusia yang mampu menjalani kehidupan ini tanpa bantuan orang lain.
Fungsi dan Tugas Manusia Sebagai Makhluk Sosial
- Manusia sebagai makhluk sosial memiliki fungsi dan tugas yang harus diembannya. Baik dalam masyarakat maupun kemasyarakatan, selain itu fungsi dan tugasnya dimasyarakat
- Sebagai wadah yang memanusiakan seorang pribadi manusia.
- Manusia sebagai makhluk sosial juga mengemban tugas dan fungsi dalam keluarga sebagai lingkungam sosial terkecil. Agar individu-individu menjadi satu anggota keluarga untuk menjadi manusia sebagai makhluk sosial.